RINDU TERHARAMI

atik cerpen/july 2005

Hujan ini hadirkan hembusan angin memanggil rindu, gemertak air yang jatuh di seng begitu memekakan telinga.
Andai rumahku beratap daun rumbia, mungkin bunyinya tak seheboh ini, tapi tidak, kini rumahku beratap seng, silau bila panas, bergeretak bila hujan, bergeretak, terus bergeretak seiring deras hujan. Deru angin mengacaukan lamunan yang merindu.
Desau angin menampar-nampar daun jendela, memaksa masuk dicelah-celahnya, hadirkan dingin yang menyengat, dingin...ya, aku kedinginan, kali ini selimut tak mampu membendungnya, aku tetap kedinginan karena dinginku disertai rindu yang mendalam Kubiarkan tanganku telanjang, biarkan ia merasakan dingin yang menusuk, berselimutpun akan percuma, siksanya tak kan hilang. Duhai !! Lihatlah !! Aku begitu kedinginan, siksa ini tak akan ada andai kau bersamaku saat ini.
Duhai !! Rindu ini begitu membuncah di dadaku, rindu ini menyakitiku, lebih sakit dari perihnya dingin, lebih deras dari deraian hujan yang menderu.
Hujan disenja ini memanggil rindu yang kemarin, kemarin, dan kemarin yang selalu kututupi dengan senyum. Begitu besar ingin ku memanggilmu, tapi untuk apa ??? teriakanku tak akan mampu menggendongmu kesini untukku, duhai !! Bagaimana kusanggah rindu ini ?
Tergagap suaraku ditengah air mata, mengeja satu demi satu huruf-huruf yang merangkai namamu, aku lemah sangat lemah, aku terbius rindu yang begitu sulit aku bendung, pada siapa kumemohon, agar menghadirkanmu untukku, saat ini ,besok nanti,dan selamanya aku hanya ingin bersamamu, bersamamu selalu, tapi kenyataan tak memihakku, kenyataan tak bolehkanku bersamanmu, aku benci kenyataan !!! kenyataan ini begitu menyakitkan, kenyataan yang ada membunuhku tapi tidak membuatku mati.
Lelah sangat lelah, telah jenuh hatiku memohon, telah berdarah bibirku berucap "aku hanya inginkan engkau, hanya engkau" tapi kenyataan tak pernah mengerti. Dulu kukira waktu akan membantuku, waktu akan jadikan engkau untukku tapi lagi-lagi kenyataan tak pernah memahami, kenyataan terus dijalannya tampa lihat aku yang tersiksa.
Hujan terus bergeretak, angin terus menderu, dingin terus menusuk dan aku terus menerus menahan sedu sedan hati yang merindu. Duhai !! Berapa ribu jarak yang tak kumengerti, aku ingin memelukmu.
Aku tak ingin kehilangan, tapi waktu hilangkanmu dariku, aku kehilangan indah menatapmu, kehilangan riang bersamamu, kehilangan, aku begitu kehilangan dan kini aku didera rindu karena kehilangan, ya... tak kan ada rindu tanpa kehilangan.
Duhai!!! Aku begitu inginmu, aku inginkan kedamaian bersamamu. Aku galau, benar-benar galau, kegalauan beriring bersama angin menyusup dicelah sepi dan hinggap dihatiku. Duhai !! Hayalku iringi bayangmu, rindu ini akan indah andaikan kau bersamaaku saat ini. Tapi kenyataan tak bolehkanku bersamamu, kenyataan tak izinkanku memelukmu, aku benci kenyataan!!!
Dingin senja ini tak kan membunuhku tapi rasa ini mampu buatku beku dan tak sanggup bergerak, aku nyaris mati tertawan sepi, aku inginimu sangat inginimu. Jarakmu kini benar-benar melemparku kesudut rindu, bayangmu tak sanggup hilang diotakku.
Deru angin semakin mengisik, mengusik hati yang gundah, Duhai !!! Mengapa tak setetes hujanpun yang jatuh tak dapat wakilkan senyummu?
Duhai !! Aku ingin kau yang hapus air mataku. Langit makin berkabut,hujan tak jua reda, angin kian menghasut resah. Duhai !! Kirimkan suaramu lewat angin dan katakana caraku sisihkan hati saat rasa ini begitu menyiksaku. Duhai !! Katakana caraku simpan rindu disaat bayangmu selalu melintas diotakku, langkahku terhuyung menyeruak sepi, himpitan gundah, tamparan kekaluatan kini membuatku begitu ringan, ringan dan terjatuh. Duhai!! Aku ingin berdiri tapi aku hanya ingin kau yang memapahku, aku ingin tersenyum tapi aku hanya ingin iringi senyum yang hadir dibibirmu, aku ingin bergurau tapi aku hanya ingin kau yang ciptakan ceracau gurau itu.Duhai !! Kirimkan suaramu walau satu kata untukku, aku begitu kacau karena rindu padamu.
Hujan kini hadirkan angin memanggil rindu, geretakan-geretakan air semakin menghentak digendang telingaku, tapi saat ini semuanya hanya sepi untukku, sepi yang berkabut ciptakan perih yang membuka kecewaku, langkah demi langkah yang terhuyung hanya kepenatan tiada arti. Aku ingin berlari, mengejarmu disaat rantai-rantai melilit hati, aku sangat resah, aku gundah berharap kau ada melepas rantai-rantai yang haramiku inginimu. Jarakmu kini begitu pahit untuku hayalkan, senyummu dulu dan kemarin kini hanya kabut kelam yang menyepi, ribuan kilo yang tak kumengerti aku ingin memelukmuDuhai!! Aku begitu lelah. Tetes hangat kini basahi wajah pucatku yang tak berdarah, biarlah ... Karena aku tahu, besok lusa atau nanti ketulusanmu akan datang untukku, bawa damai hapus luka dan kecewaku. Dan saat itu tiba nisan dinginku kan terasa hangat dipelukanmu.
kembalikan hidupku

Shepi, special to Kelana Rimbaku
Hx hx hx kadang-kadang jagoanmu juga bisa cengeng bos...

0 komentar:

Posting Komentar

Powered bye : atik_langang