Mountenering


Pengertian Mountenering adalah suatu olah raga keras yang membutuhkan keterampilan,kekompakan, manajemen dan kekuatan serta daya juang yang tinggi. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri Pada umumnya stem pendakian dikelompokan menjadi dua kelompok : Alpine tactis: Alpine tactis adalah suatu pemanjatan yang mengutamakan kecepatan gerak pemanjatan dengan pelengkapan / peralatan yang minim untuk mencapai puncak. Himalayan tactis :Himalayan tactis adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu Persiapan Bagi Seorang Pendaki Gunung Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain : Sifat mental. Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Pengetahuan dan keterampilan Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya. Kondisi fisik yang memadai Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih Etika Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan yang mempengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan seorang Pendaki: 1. Factor intern Artinya kesiapan si pendaki itu sendiri, kalau kurang akan membahayakan si pendaki itu sendiri. 2. Factor ekstern Artinya factor yang timbul dari luar ( alam ) berupa badai, hujan, udara dingin, kabut, tanah longsor dan lain – lain. Hindari hal – hal beikut dalam pendakian Hindari hal – hal beikut dalam pendakian : Membuat api disembarang tempat Membawa obor sebagai penerangan Ketika istirahat, duduk dengan kaki ditekuk Dilarang membawa, membunuh, merusak flora dan fauna Berjalan di gunung Persyaratan mendaki gunung : Identitas pendaki harus jelas diketaui perorangan maupun kelompok yng diingat dalam daftar Isi Kesehatan harus dalam kondisi yang baik atas dasar pemeriksaan dokter ataupun atas dasar keyakian pendaki sendiri. Perizinan dikluarkan oleh instansi pemerintah yang mengelola kawasan tersebut yaitu :Mengeluarkan surat izin setelah memeriksa seksama persyaratan pendaki · Memberikan informasi lengaap kepada pendaki tentang : 1. Jalur pendakian yang aman 2. Jalur pendakian yag berbahaya 3. Keadaan temperature, kelembapan, cuaca dan potografi 4. Jarak dan waktu tempuh pendaki Mendaki gunung seperti kegiatan petualangan lainnya merupakan sebuah aktivitas olahraga berat. Kegiatan itu memerlukan kondisi kebugaran pendaki yang prima. Bedanya dengan olahraga yang lain, mendaki gunung dilakukan di tengah alam terbuka yang liar, sebuah lingkungan yang sesungguhnya bukan habitat manusia, apalagi anak kota. Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Apalagi untuk gunung-gunung populer dan “mudah” didaki, seperti Gede, Pangrango atau Salak. Akibatnya, mereka lalai dengan persiapan fisik maupun perlengkapan pendakian. Tidak jarang di antara tubuh mereka hanya berlapiskan kaus oblong dengan bekal biskuit atau air ala kadarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered bye : atik_langang